BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yoga adalah sesuatu
yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan tertentu. Yoga merupakan suatu
teknik spiritual yang lebih tua dari agama apapun juga di dunia, termasuk agama
hindu, agama tertua dalam catatan sejarah manusia. Yoga sudah dikenal oleh
masyarakat India jauh sebelum datangnya bangsa Arya. Yoga berasal dari suku
kata “Yuj”, dalam bahasa sansekerta berarti “menghubunglan” atau
“mempersatukan”. Dalam yoga doa-doa disebut mantra yoga dan gerakan-gerakan
hatha yoga. Yoga menyelaraskan tubuh fisik, pikiran dan jiwa. Pada tubuh fisik,
yoga member efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas. Pada pikiran,
yoga meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual,
menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih ceria dan bahagia. Pada jiwa,
juga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Sejarah
Yoga
·
Pengertian
Yoga
·
Manfaat
Yoga
1.3 Tujuan
Agar kita lebih memahami macam-macam yoga dan manfaat yoga
dalam kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat
Agar pembaca lebih mengenal dan memahami dan mempelajari
ajaran-ajaran yoga.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Yoga
Ajaran
Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer
di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari
ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu
bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal
(Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai
Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran.
Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada.
Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada.
2.2 Pengertian Yoga
Yoga bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan agama
atau kepercayaan tertentu. Yoga adalah Yoga. Yoga merupakan suatu tehnik
spiritual yang lebih tua dari agama apa pun juga di dunia, termasuk agama
Hindu, agama tertua yang dikenal dalam catatan sejarah manusia. Ajaran Yoga
dibangun oleh “Maharsi Patanjali”, dan merupakan ajaran yang sangat populer
dikalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis
dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan,
yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh
universal(Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai
Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Sastra Yogasutra yang
ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara
keseluruhan mengandung 194 sutra diantaranya : Samadhipada, Sadhanapada,
Vibhutipada dan Kailvalyapada. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam
filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana
seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan
tubuhnya secara keseluruhan.Yoga menyelaraskan tubuh fisik, pikiran dan jiwa.
Pada tubuh fisik, yoga memberi efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan
vitalitas. Pada pikiran, yoga meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan
tingkat intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya dan
bahagia. Pada jiwa, yoga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan.
Yoga dalam arti luas adalah suatu disiplin khusus
yang diciptakan untuk membantu manusia mengharmonisasi vibrasi diri nya dengan
vibrasi yang Tunggal. Jadi sebenarnya pengertian Yoga tidak terbatas pada suatu
metode yang berasal dari tradisi India kuno yang kebanyakan orang
mengartikannya seperti itu. Yoga itu dikenal oleh berbagai suku bangsa. Hanya
saja metodenya sedikit berbeda. Seperti orang-orang israel melakukan praktek
yoga dengan berdoa kepada sang Tunggal sedangkan orang-orang shaman
melakukannya dengan menari-nari dan bernyanyi. Tujuan mereka melakukan itu
semuanya sama, yaitu mendekatkan diri mereka dengan Sang Tunggal sampai
akhirnya jiwa mereka bisa melebur ke dalam jiwa sang tunggal. Hanya saja di
dalam dunia ini manusia selalu saja mempermasalahkan masalah metode tersebut.
Yoga juga digunakan
sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan
latihan pernapasan, olah tubuh, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama
lebih dari 5000 tahun. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogi, yogin bagi
praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.
Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya
adalah Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra
lainnya. Klasifikasi ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya
adalah Karma Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga.
Namun harus diakui, bahwa Yoga yang diketahui
sekarang merupakan warisan dari khazanah budaya India. Maka istilah-istilah
dalam Yoga mempunyai banyak kesamaan dengan istilah-istilah dalam agama Hindu,
karena keduanya sama-sama lahir dalam tradisi kebudayaan India. Oleh karenanya,
bila ingin mendalami Yoga, harus tidak keberatan menerima istilah-istilah
India. Sebagaimana kita tidak pernah keberatan menggunakan istilah-istilah
Latin, bila belajar ilmu kedokteran. Menggunakan istilah-istilah Jepang dalam
belajar Karate dan istilah-istilah Cina dalam belajar Kungfu. Atau, mempelajari
buku-buku bahasa Inggris untuk mendalami ilmu Ekonomi.
Bila kita mengenal Karate atau Kungfu sebagai suatu
tehnik untuk membela diri, maka Yoga merupakan suatu tehnik untuk mengenal
diri. “Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya”. Perlu
ditegaskan lagi, bahwa Yoga adalah suatu sadhana (latihan yang bersifat
spiritual). Yoga bukan sekedar senam atau latihan kanuragan. Ini perlu
dijelaskan karena bagi masyarakat Indonesia, yoga seringkali disalahartikan
sebagai “akrobat”, dan lain sebagainya.
Berlatih Yoga juga memerlukan disiplin yang
keras. Untuk mengatasi masalah ini, Yoga memberikan delapan tahapan
berjenjang untuk mendisiplinkan tubuh dan pikiran. Delapan tangga
tersebut disebut Astangga Yoga, yaitu : (1) Yama, (2) Niyama,
(3) Asana, (4) Pranayama, (5) Prathyahara, (6) Dharana, (7)
Dhyana, dan (8) Samadhi.
Dua yang pertama, yaitu Yama dan Niyama
dipandang sebagai etika Yoga yang harus dilaksanakan sebelum menginjak
tahapan berikutnya. Yama, artinya pantangan yang mencakup pantang
menyakiti makhluk lain baik dalam pikiran, kata-kata maupun perbuatan (ahimsa),
pantang berbuat salah (satya), pantang mencuri (asteya), pantang
mengumbar nafsu (brahmacharya), dan pantang memiliki hak orang lain
(aprigraha).
Niyama, artinya pembudayaan diri dan termasuk
penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa),
belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana).
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan
yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi
menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan
relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu
karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu
sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan
sistim saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk
yang relax antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana
(metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung yang lurus
dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas.
Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk
paru-paru melalui lobang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi)
keseluruh tubuh. Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan nafas,
Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka,
kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh
detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh
cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal
tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas
kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung,
vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua
mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.
Prathyahara, artinya mengontrol indra-indra dan
terdiri atas penarikan indra-indra dari objek-objeknya. Indra-indra
kita mempunyai kecendrungan yang besar bergerak ke luar untuk
memenuhi keinginannya. Indra-indra tersebut harus selalu dicek dan
diarahkan agar bergerak ke dalam, revolusi ke dalam. Ini merupakan proses
introversi diri.
Dharana, artinya memusatkan pikiran pada satu objek
meditasi seperti ujung hidung atau tengah-tengah jidat atau bayangan suatu
deva, dan sebagainya. Pikiran harus ditegakkan, kuat dan terfokus,
seperti nyala lilin. Ia tenang, tegak, tak tergoyahkan oleh
fluktuasi-fluktuasinya.
Dhyana, artinya meditasi dan terdiri atas
aliran yang tak terganggu pikiran di sekitar objek meditasi
(prtyayaika-tanaka). Ini adalah kontemplasi teguh tanpa
adanya istirahat.
Samadhi, artinya konsentrasi. Ini merupakan
tahapan terakhir di dalam sistem yoga. Di sini pikiran benar-benar
diserap di dalam objek meditasi. Di dalam dhyana tindakan meditasi dan
objek meditasi tinggal terpisah. Tetapi di sini mereka menjadi satu. Ini
merupakan alat bantu tertinggi untuk merealisasikan penghilangan
modifikasi-modifikasi mental yang merupakan tujuannya.
2.3 Manfaat Yoga
- Pengendalian
Diri.
Untuk dapat mengendalikan diri, orang harus mempunyai kemampuan untuk
membedakan dan memilijh antara yang baik dan yang buruk atau benar dan salah.
Oleh karena itu merupakan kewajiban dari pada setiap manusia yang menjalankan
Yoga untuk selalu mengendalikan diri dari sifat-sifat yang berlebihan seperti:
(1) menguasai pikiran dengan kesadaran pikiran yang suci akan dapat mencapai
tujuan yang damai, berbahagia, kekuatan cinta kasih dan belas kasih, (2)
menjadikan meditasi merupakan suatu kewajiban sehingga badan dan pikiran
menjadi sehat (positif).
Adanya penyampaian manfaat dari Yoga, dapat dipahami bahwasannya meditasi ini
merupakan meditasi yang sederhana dan dapat dilakukan di manapun dan kapanpun
dalam kondisi yang selalu menyadari bahwa inti spiritualitas kemanusiaan adalah
pencapaian jiwa yang suci dan penuh dengan kedamaian. Oleh karena itu Yoga
mampu menanamkan rasa cinta kasih pada semua makhluk hidup, dengan landasan
selalu sujud bhakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sebab yang tertinggi.
- Kebajikan
dan Kewajiban
Moral dan etika adalah kesempurnaan dari tuntunan kodrat manusia yang bisa
menerima dan menolak pelaksanaan dan prilaku yang ditentukannya. Dalam
kehidupan sebagai manusia sikap yang demikian disebut dengan kebajikan dan
kewajiban.
Di dalam menjalani proses kehidupan di lingkungan masyarakat, aspek kebajikan
dan kewajiban merupakan penopang dalam mengejawantahkan perilaku, sehingga
memudahkan pelaksanaan kewajiban yang sesuai dengan pedoman kehidupan.
Kebiasaan yang sebenarnya hanya dapat ditemukan pada manusia yang dapat dengann
sengaja mengarahkan perbuatannya dengan jalan berbhakti di dalam segala
pekerjaan. Kebiasaan yang dipandang dari sudut etika atau manusia dapat
melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa kebajikan
adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan kewajibannya. Seorang ayah
atau orang tua mempunyai kewajiban memelihara, membesarkan anaknya, demikian
juga si anak menerima ayahnya sebagai orang tua itulah yang di maksud
dengan kewajiban.
- Rasa
Damai Yang Tak Tergoyahkan
Di dalam kehidupan keseharian terdapat sejumlah permasalahan yang mengakibatkan
batin ini tertekan, meliputi aspek pekerjaan, massalah keluarga, serta masalah
masyarakat. Runinitas ini berdampak pada kondisi psikis, berupa stress,
kebingungan dan kebosanan dalam menghadapi realitas kehidupan.
Dengan melakukan Yoga setiap hari maka niscaya akan mempunyai rasa kedamaian
yang tak tergoyahkan,selain itu, dapat juga dengan mengatur pola hidup dibidang
makanan, misalnya seperti makan yang teratur, menjaga kebersihan badan, dan
berpikir secara sehat dilatih dalam usaha pengejawantahan mencapai Tuhan.
- Koherensi
Terhadap Lingkungan
Dengan menyadari bahwa badan hanyalah diibaratkan baju, yang
lambat laun akan rusak, namun jiwa akan tetap abadi (Kesadaran jiwa). Memandang
dengan positif, melahirkan pikiran yang positif untuk tidak menjelek-jelekkan
orang. Melihat kebaikan orang tersebut karena setiap jiwa di dunia sebenarnya
adalah mereka memakai kostum yang berbeda-beda untuk melakukan sebuah peran di
dunia ini.
Kihta harus dapat menggabungkan hal yang mustahil dan yang pragmatic dalam
perjuangan hidup sehari-hari. Salah satu caranya ialah dengan menghayalkan
dunia yang lain-dunia tanpa kekerasan . kita memberikan dorongan kepada
anak-anak dan para remaja untuk melepasbebaskan imajinasi mereka dan mencoba
membayangkan suatu dunia yang damai, dunia tanpa peperangan, tanpa kekerasan.
Dari uraian diatas berarti untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan
orang lain dan lingkungan sekitarnya, selalu introspeksi diri (Mulat Sarira)
dan melihat kebaikan-kebaikan orang tersebut, maka di manapun kita berada dalam
situasi apapun, hubungan yang selaras dan seimbang akan tetap terjaga dengan
baik.
5.
Meningkatkan Sradha dan Bhakti
Para anggota atau orang-orang yang melaksanakan Yoga akan
selalu menanamkan keyakinan terhadap Tuhan melalui meditasi. Yoga dijadikan
sebagai dasar untuk meningkatkan keyakinan terhadap hakekat Tuhan Sang Pencipta
dan pelaksanaanya, juga membimbing setiap orang dalam meningkatkan kesehatan
secara menyeluruh baik jasmani maupun rohani (Jiwa). Sebab tanpa kesehatan yang
sempurna pelaksanaan agama tidak akan bisa dilakukan dengan baik. Dengan
pengontrolan pikiran kea rah yang positif melalui pemusatan konsentrasi akan
dapat menjaga keseimbangan jiwa, keteguhan hati, penuh keyakinan dan
menanggalkan nafsu pribadi dengan memandang semua jiwa ada sama dengan jiwa
sendiri.
Ketenangan dan pikiran yang mantap yang akan dapatdicapai setiap orang yang
sudah mengerti, menghayati dan melaksanakan Yoga dalam meningkatkan keyakinan
(Sradha) terhadap Tuhan dalam agama Khususnya agama Hindu.
- Menghilangkan
Rasa Takut
Penyakit manusia yang paling umum dan paling halus adalah rasa takut. Rasa
takut ini merupakan musuh kepribadian yang sangat merugikan. Dengan Yoga akan
menimbulkan keyakinan yang sangat positif kepada Tuhan merupakan obat palung
mujarab dalam menghilangkan rasa takut.
Orang yang merasa takut, langsung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air.
Bagi sebagian orang, ketakutan terhadap kematian di rasakan dalam berbagai
tingkat. Tetyapi dengan meenyadari bahwa diri kita adalah jiwa yang abadi, maka
ia akan dapat menghilangkan rasa takut itu terhadap kematian apabila
tekun melaksanakan Yoga.
- Memiliki
Rasa Aman
Rasa tidak aman adalah salah satu akar penyakit psikologis manusia, memiliki
berbagai macam sarana hidup yang nyaman bukan sebuah ukuran untuk
memiliki rasa aman. Rasa aman adalah salah satu asset yang paling berharga
dimiliki oleh manusia akan merasa puas dan bertindak efesien, dapat berfikir
jernih dan bertindak selaras dengan lingkungan di sekitarnya.
Maka dengan melakukan Yoga akan dapat merasa aman dari berbagai ancaman dan
bahaya. Karena kita yakin dengan keberadaan Beliau dengan sepenuh hati akan
perlindungan Tuhan. Merasa kehadiran Tuhan sebagai teman sejati, semua ancaman
dan bahaya akan di tanggulangi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
- Meningkatkan
Etika
Setiap orang yang belajar Yoga. Etika merupakan suatu keharusan dan merupakan
suatu tuntunan sikap dan tingkah laku untuk menuju kearah yang benar. Seseorang
berapapun tinggi ilmu dan pendidikannya tetapi kalau tidak menghayati ajaran
etika mereka tidak akan dapat dikatakan pandai. Etika bertujuan untuk membina
hubungan yang selaras antara seseorang dengan lingkungannya. Dapat membina
orang lain maupun diri sendiri menjadi orang yang berpikir mulia. Berpribadi luhur
serta membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan.
Mata rantai hubungan antara sikap dan tingkah laku terjalin dengan hubungan
factor penentu yaitu motif yang mendasari sikap yaitu etika. Motif sebagai
tenaga pendorong arah sikap negative atau positif akan terlihat dalam tingkah
laku nyata pada diri seseorang atau kelompok.
Dengan selalu menciptakan pikiran yang positif maka tidak ada lagi
pikiran-pikiran untuk melihat kejelekan orang lain. Karena memelihara pikiran
yang negative akan menguras banyak energi, maka dengan Yoga kualitas hidup yang
di ilhami oleh nilai-nilai luhur akan terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Sejarah.
Yoga dibangun
oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan
umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda.
Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh
individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi
Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak
pikiran.
2. Pengertian.
2. Pengertian.
Yoga dalam arti luas adalah suatu
disiplin khusus yang diciptakan untuk membantu manusia mengharmonisasi vibrasi
diri nya dengan vibrasi yang Tunggal. Jadi sebenarnya pengertian Yoga tidak
terbatas pada suatu metode yang berasal dari tradisi India kuno yang kebanyakan
orang mengartikannya seperti itu.
3.
Manfaat.
Manfaat
dari melakukan yoga antara lain: Pengendalian diri, kebajikan dan kewajiban,
rasa damai yang tak tergoyahkan, koherensi terhadap lingkungan, meningkatkan
sradha dan bhakti, menghilangkan rasa takut, memiliki rasa aman, meningkatkan
etika.
3.2 Saran
3.2.1
Untuk Pembaca
Agar
pembaca dapat menganalisis isi dari makalah yang berjudul “Mengenal dan Manfaat
Yoga. Agar makalah ini menjadi lebih sempurna
3.2.2
Untuk Penulis
Agar
penulisan makalah ini dijadikan pengalaman untuk penulisan makalah selanjutnya.
Hai kak yuk di cek , disini juga ada lo kak ttps://ctworksss3.hatenablog.com/.
ReplyDelete