Wednesday, 4 May 2016

Contoh Makalah Agama Hindu Tentang Yoga

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Yoga adalah sesuatu yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan tertentu. Yoga merupakan suatu teknik spiritual yang lebih tua dari agama apapun juga di dunia, termasuk agama hindu, agama tertua dalam catatan sejarah manusia. Yoga sudah dikenal oleh masyarakat India jauh sebelum datangnya bangsa Arya. Yoga berasal dari suku kata “Yuj”, dalam bahasa sansekerta berarti “menghubunglan” atau “mempersatukan”. Dalam yoga doa-doa disebut mantra yoga dan gerakan-gerakan hatha yoga. Yoga menyelaraskan tubuh fisik, pikiran dan jiwa. Pada tubuh fisik, yoga member efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas. Pada pikiran, yoga meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih ceria dan bahagia. Pada jiwa, juga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan.
1.2   Rumusan Masalah
·         Sejarah Yoga
·         Pengertian Yoga
·         Manfaat Yoga
1.3  Tujuan
Agar kita lebih memahami macam-macam yoga dan manfaat yoga dalam kehidupan sehari-hari
1.4   Manfaat
Agar pembaca lebih mengenal dan memahami dan mempelajari ajaran-ajaran yoga.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Yoga
            Ajaran Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran.

Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra. Bagian pertama disebut: Samadhipada, sedangkan bagian kedua disebut: Sadhanapada, bagian ketiga disebut: Vibhutipada, dan yang terakhir disebut: Kailvalyapada.
2.2 Pengertian Yoga
                Yoga bukanlah sesuatu yang berhubungan dengan agama atau kepercayaan tertentu. Yoga adalah Yoga. Yoga merupakan suatu tehnik spiritual yang lebih tua dari agama apa pun juga di dunia, termasuk agama Hindu, agama tertua yang dikenal dalam catatan sejarah manusia. Ajaran Yoga dibangun oleh “Maharsi Patanjali”, dan merupakan ajaran yang sangat populer dikalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal(Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran. Sastra Yogasutra yang ditulis oleh Maharsi Patanjali, yang terbagi atas empat bagian dan secara keseluruhan mengandung 194 sutra diantaranya : Samadhipada, Sadhanapada, Vibhutipada dan Kailvalyapada. Yoga merupakan salah satu dari enam ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitikberatkan pada aktivitas meditasi atau tapa di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan.Yoga menyelaraskan tubuh fisik, pikiran dan jiwa. Pada tubuh fisik, yoga memberi efek kesehatan, keseimbangan, kekuatan dan vitalitas. Pada pikiran, yoga meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya dan bahagia. Pada jiwa, yoga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan.
Yoga dalam arti luas adalah suatu disiplin khusus yang diciptakan untuk membantu manusia mengharmonisasi vibrasi diri nya dengan vibrasi yang Tunggal. Jadi sebenarnya pengertian Yoga tidak terbatas pada suatu metode yang berasal dari tradisi India kuno yang kebanyakan orang mengartikannya seperti itu. Yoga itu dikenal oleh berbagai suku bangsa. Hanya saja metodenya sedikit berbeda. Seperti orang-orang israel melakukan praktek yoga dengan berdoa kepada sang Tunggal sedangkan orang-orang shaman melakukannya dengan menari-nari dan bernyanyi. Tujuan mereka melakukan itu semuanya sama, yaitu mendekatkan diri mereka dengan Sang Tunggal sampai akhirnya jiwa mereka bisa melebur ke dalam jiwa sang tunggal. Hanya saja di dalam dunia ini manusia selalu saja mempermasalahkan masalah metode tersebut.
         Yoga juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernapasan, olah tubuh, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogi, yogin bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita.
Sastra Hindu yang memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bhagavad Gita, Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra lainnya. Klasifikasi ajaran Yoga tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma Yoga/Marga, Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga.
Namun harus diakui, bahwa Yoga yang diketahui sekarang merupakan warisan dari khazanah budaya India. Maka istilah-istilah dalam Yoga mempunyai banyak kesamaan dengan istilah-istilah dalam agama Hindu, karena keduanya sama-sama lahir dalam tradisi kebudayaan India. Oleh karenanya, bila ingin mendalami Yoga, harus tidak keberatan menerima istilah-istilah India. Sebagaimana kita tidak pernah keberatan menggunakan istilah-istilah Latin, bila belajar ilmu kedokteran. Menggunakan istilah-istilah Jepang dalam belajar Karate dan istilah-istilah Cina dalam belajar Kungfu. Atau, mempelajari buku-buku bahasa Inggris untuk mendalami ilmu Ekonomi.
Bila kita mengenal Karate atau Kungfu sebagai suatu tehnik untuk membela diri, maka Yoga merupakan suatu tehnik untuk mengenal diri. “Siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya”. Perlu ditegaskan lagi, bahwa Yoga adalah suatu sadhana (latihan yang bersifat spiritual). Yoga bukan sekedar senam atau latihan kanuragan. Ini perlu dijelaskan karena bagi masyarakat Indonesia, yoga seringkali disalahartikan sebagai “akrobat”, dan lain sebagainya.
 Berlatih Yoga juga memerlukan disiplin yang keras. Untuk mengatasi masalah ini, Yoga  memberikan delapan tahapan berjenjang untuk mendisiplinkan  tubuh dan pikiran. Delapan tangga  tersebut  disebut Astangga Yoga, yaitu :   (1) Yama, (2) Niyama, (3) Asana,  (4) Pranayama,  (5) Prathyahara, (6) Dharana,  (7) Dhyana,  dan  (8) Samadhi.
Dua yang pertama, yaitu Yama  dan Niyama dipandang sebagai etika Yoga yang harus dilaksanakan sebelum menginjak  tahapan berikutnya. Yama, artinya  pantangan yang mencakup pantang menyakiti makhluk lain baik dalam pikiran, kata-kata maupun perbuatan (ahimsa), pantang berbuat salah (satya),  pantang mencuri (asteya), pantang mengumbar nafsu (brahmacharya), dan pantang memiliki  hak orang lain (aprigraha).
Niyama, artinya pembudayaan diri  dan termasuk penyucian (sauca) eksternal dan internal, kedamaian (santosa), bertapa (tapa), belajar (svadhyaya) dan pemujaan kehadapan Tuhan (Isvharapranidhana).
Asana adalah sikap duduk pada waktu melaksanakan yoga. Buku Yogasutra tidak mengharuskan sikap duduk tertentu, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada siswa sikap duduk yang paling disenangi dan relax, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran dan tidak terganggu karena badan merasakan sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistim saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Sikap duduk yang relax antara lain : silasana (bersila) bagi laki-laki dan bajrasana (metimpuh-bhs. Bali, menduduki tumit) bagi wanita, dengan punggung yang lurus dan tangan berada diatas kedua paha, telapak tangan menghadap keatas.
Pranayama adalah pengaturan nafas keluar masuk paru-paru melalui lobang hidung dengan tujuan menyebarkan prana (energi) keseluruh tubuh. Pranayama terdiri dari : Puraka yaitu memasukkan nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan Recaka yaitu mengeluarkan nafas. Puraka, kumbhaka dan recaka dilaksanakan pelan-pelan bertahap masing-masing dalam tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada dalam tubuh manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun.
Prathyahara, artinya mengontrol indra-indra dan terdiri atas penarikan  indra-indra  dari objek-objeknya. Indra-indra kita mempunyai  kecendrungan yang besar bergerak ke luar untuk memenuhi  keinginannya. Indra-indra tersebut harus selalu dicek dan diarahkan  agar bergerak ke dalam, revolusi ke dalam. Ini merupakan proses introversi diri.
Dharana, artinya memusatkan pikiran pada satu objek meditasi seperti ujung hidung atau tengah-tengah jidat atau bayangan suatu deva, dan sebagainya. Pikiran harus  ditegakkan, kuat dan terfokus, seperti  nyala lilin. Ia tenang, tegak, tak tergoyahkan  oleh fluktuasi-fluktuasinya.
 Dhyana, artinya meditasi dan terdiri atas aliran yang tak terganggu  pikiran di sekitar objek meditasi (prtyayaika-tanaka). Ini adalah  kontemplasi  teguh tanpa  adanya istirahat.
Samadhi, artinya konsentrasi. Ini merupakan  tahapan terakhir di dalam sistem yoga. Di sini pikiran  benar-benar  diserap di dalam objek meditasi. Di dalam dhyana  tindakan meditasi dan objek meditasi tinggal terpisah. Tetapi  di sini mereka menjadi satu. Ini merupakan alat bantu tertinggi untuk merealisasikan penghilangan modifikasi-modifikasi  mental yang merupakan tujuannya.

2.3 Manfaat Yoga
  1. Pengendalian Diri.
            Untuk dapat mengendalikan diri, orang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan dan memilijh antara yang baik dan yang buruk atau benar dan salah. Oleh karena itu merupakan kewajiban dari pada setiap manusia yang menjalankan Yoga untuk selalu mengendalikan diri dari sifat-sifat yang berlebihan seperti: (1) menguasai pikiran dengan kesadaran pikiran yang suci akan dapat mencapai tujuan yang damai, berbahagia, kekuatan cinta kasih dan belas kasih, (2) menjadikan meditasi merupakan suatu kewajiban sehingga badan dan pikiran menjadi sehat (positif).
            Adanya penyampaian manfaat dari Yoga, dapat dipahami bahwasannya meditasi ini merupakan meditasi yang sederhana dan dapat dilakukan di manapun dan kapanpun dalam kondisi yang selalu menyadari bahwa inti spiritualitas kemanusiaan adalah pencapaian jiwa yang suci dan penuh dengan kedamaian. Oleh karena itu Yoga mampu menanamkan rasa cinta kasih pada semua makhluk hidup, dengan landasan selalu sujud bhakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai sebab yang tertinggi.

  1. Kebajikan dan Kewajiban
            Moral dan etika adalah kesempurnaan dari tuntunan kodrat manusia yang bisa menerima dan menolak pelaksanaan dan prilaku yang ditentukannya. Dalam kehidupan sebagai manusia sikap yang demikian disebut dengan kebajikan dan kewajiban.
            Di dalam menjalani proses kehidupan di lingkungan masyarakat, aspek kebajikan dan kewajiban merupakan penopang dalam mengejawantahkan perilaku, sehingga memudahkan pelaksanaan kewajiban yang sesuai dengan pedoman kehidupan. Kebiasaan yang sebenarnya hanya dapat ditemukan pada manusia yang dapat dengann sengaja mengarahkan perbuatannya dengan jalan berbhakti di dalam segala pekerjaan. Kebiasaan yang dipandang dari sudut etika atau manusia dapat melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa kebajikan adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan kewajibannya. Seorang ayah atau orang tua mempunyai kewajiban memelihara, membesarkan anaknya, demikian juga  si anak menerima ayahnya sebagai orang tua itulah yang di maksud dengan kewajiban.

  1. Rasa Damai Yang Tak Tergoyahkan
            Di dalam kehidupan keseharian terdapat sejumlah permasalahan yang mengakibatkan batin ini tertekan, meliputi aspek pekerjaan, massalah keluarga, serta masalah masyarakat. Runinitas ini berdampak pada kondisi psikis, berupa stress, kebingungan  dan kebosanan dalam menghadapi realitas kehidupan.
            Dengan melakukan Yoga setiap hari maka niscaya akan mempunyai rasa kedamaian yang tak tergoyahkan,selain itu, dapat juga dengan mengatur pola hidup dibidang makanan, misalnya seperti makan yang teratur, menjaga kebersihan badan, dan berpikir secara sehat dilatih dalam usaha pengejawantahan mencapai Tuhan.

  1. Koherensi Terhadap Lingkungan
Dengan menyadari bahwa badan hanyalah diibaratkan baju, yang lambat laun akan rusak, namun jiwa akan tetap abadi (Kesadaran jiwa). Memandang dengan positif, melahirkan pikiran yang positif untuk tidak menjelek-jelekkan orang. Melihat kebaikan orang tersebut karena setiap jiwa di dunia sebenarnya adalah mereka memakai kostum yang berbeda-beda untuk melakukan sebuah peran di dunia ini.
            Kihta harus dapat menggabungkan hal yang mustahil dan yang pragmatic dalam perjuangan hidup sehari-hari. Salah satu caranya ialah dengan menghayalkan dunia yang lain-dunia tanpa kekerasan . kita memberikan dorongan kepada anak-anak dan para remaja untuk melepasbebaskan imajinasi mereka dan mencoba membayangkan suatu dunia yang damai, dunia tanpa peperangan, tanpa kekerasan.
            Dari uraian diatas berarti untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, selalu introspeksi diri (Mulat Sarira) dan melihat kebaikan-kebaikan orang tersebut, maka di manapun kita berada dalam situasi apapun, hubungan yang selaras dan seimbang akan tetap terjaga dengan baik.

5.      Meningkatkan Sradha dan Bhakti
Para anggota atau orang-orang yang melaksanakan Yoga akan selalu menanamkan keyakinan terhadap Tuhan melalui meditasi. Yoga dijadikan sebagai dasar untuk meningkatkan keyakinan terhadap hakekat Tuhan Sang Pencipta dan pelaksanaanya, juga membimbing setiap orang dalam meningkatkan kesehatan secara menyeluruh baik jasmani maupun rohani (Jiwa). Sebab tanpa kesehatan yang sempurna pelaksanaan agama tidak akan bisa dilakukan dengan baik. Dengan pengontrolan pikiran kea rah yang positif melalui pemusatan konsentrasi akan dapat menjaga keseimbangan jiwa, keteguhan hati, penuh keyakinan dan menanggalkan nafsu pribadi dengan memandang semua jiwa ada sama dengan jiwa sendiri.
            Ketenangan dan pikiran yang mantap yang akan dapatdicapai setiap orang yang sudah mengerti, menghayati dan melaksanakan Yoga dalam meningkatkan keyakinan (Sradha) terhadap Tuhan dalam agama Khususnya agama Hindu.

  1. Menghilangkan Rasa Takut
            Penyakit manusia yang paling umum dan paling halus adalah rasa takut. Rasa takut ini merupakan musuh kepribadian yang sangat merugikan. Dengan Yoga akan menimbulkan keyakinan yang sangat positif kepada Tuhan merupakan obat palung mujarab dalam menghilangkan rasa takut.
            Orang yang merasa takut, langsung kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air. Bagi sebagian orang, ketakutan terhadap kematian di rasakan dalam berbagai tingkat. Tetyapi dengan meenyadari bahwa diri kita adalah jiwa yang abadi, maka ia  akan dapat menghilangkan rasa takut itu terhadap kematian apabila tekun melaksanakan Yoga.

  1. Memiliki Rasa Aman
            Rasa tidak aman adalah salah satu akar penyakit psikologis manusia, memiliki berbagai macam  sarana hidup yang nyaman bukan sebuah ukuran untuk memiliki rasa aman. Rasa aman adalah salah satu asset yang paling berharga dimiliki oleh manusia akan merasa puas dan bertindak efesien, dapat berfikir jernih dan bertindak selaras dengan lingkungan di sekitarnya.
            Maka dengan melakukan Yoga akan dapat merasa aman dari berbagai ancaman dan bahaya. Karena kita yakin dengan keberadaan Beliau dengan sepenuh hati akan perlindungan Tuhan. Merasa kehadiran Tuhan sebagai teman sejati, semua ancaman dan bahaya akan di tanggulangi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.


  1. Meningkatkan Etika
            Setiap orang yang belajar Yoga. Etika merupakan suatu keharusan dan merupakan suatu tuntunan sikap dan tingkah laku untuk menuju kearah yang benar. Seseorang berapapun tinggi ilmu dan pendidikannya tetapi kalau tidak menghayati ajaran etika mereka tidak akan dapat dikatakan pandai. Etika bertujuan untuk membina hubungan yang selaras antara seseorang dengan lingkungannya. Dapat membina orang lain maupun diri sendiri menjadi orang yang berpikir mulia. Berpribadi luhur serta membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan.
            Mata rantai hubungan antara sikap dan tingkah laku terjalin dengan hubungan factor penentu yaitu motif yang mendasari sikap yaitu etika. Motif sebagai tenaga pendorong arah sikap negative atau positif akan terlihat dalam tingkah laku nyata pada diri seseorang atau kelompok.
            Dengan selalu menciptakan pikiran yang positif maka tidak ada lagi pikiran-pikiran untuk melihat kejelekan orang lain. Karena memelihara pikiran yang negative akan menguras banyak energi, maka dengan Yoga kualitas hidup yang di ilhami oleh nilai-nilai luhur akan terpenuhi.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            1. Sejarah.
Yoga dibangun oleh Maharsi Patanjali, dan merupakan ajaran yang sangat populer di kalangan umat Hindu. Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda. Yoga berakar dari kata Yuj yang berarti berhubungan, yaitu bertemunya roh individu (atman/purusa) dengan roh universal (Paramatman/Mahapurusa). Maharsi Patanjali mengartikan yoga sebagai Cittavrttinirodha yaitu penghentian gerak pikiran.
            2. Pengertian.
                        Yoga dalam arti luas adalah suatu disiplin khusus yang diciptakan untuk membantu manusia mengharmonisasi vibrasi diri nya dengan vibrasi yang Tunggal. Jadi sebenarnya pengertian Yoga tidak terbatas pada suatu metode yang berasal dari tradisi India kuno yang kebanyakan orang mengartikannya seperti itu.
3.    Manfaat.
            Manfaat dari melakukan yoga antara lain: Pengendalian diri, kebajikan dan kewajiban, rasa damai yang tak tergoyahkan, koherensi terhadap lingkungan, meningkatkan sradha dan bhakti, menghilangkan rasa takut, memiliki rasa aman, meningkatkan etika.
3.2 Saran
                 3.2.1 Untuk Pembaca
                    Agar pembaca dapat menganalisis isi dari makalah yang berjudul “Mengenal dan Manfaat Yoga. Agar makalah ini menjadi lebih sempurna
                 3.2.2 Untuk Penulis
                    Agar penulisan makalah ini dijadikan pengalaman untuk penulisan makalah selanjutnya.





1 comment: